Kamis, 10 Maret 2011

Ultah ke-100, RI Delapan Besar Dunia


JAKARTA, KOMPAS.com - Pada ulang tahun ke-100 kemerdekaan Indonesia yang akan jatuh pada tahun 2045, pemerintah bercita-cita menjadikan perekonomian Indonesia sebagai delapan terbesar di dunia. Untuk itu, kebijakan pembangunan ekonomi yang dilakukan saat ini akan diarahkan pada pertumbuhan ekonomi yang digerakan oleh ilmu pengetahuan, bukan sekadar efisiensi dan terfokus pada pengembangan enam koridor ekonomi.

"Pada tahun 1998, jangankan membicarakan pendapatan per kapita yang tinggi, saat itu baru 500 dollar AS. Banyak yang meragukan Indonesia akan berhasil menjadi negara demokratis dengan pendapatan per kapita di bawah 4.000 dollar AS. Padahal, Indonesia masih memiliki modal lain, yakni modal kerekatan sosial," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Kamis (10/3/2011) saat menjadi pembicara kunci dalam Rapat Koordinasi Kementerian Perdagangan.

Menurut Hatta, pada tahun 2045, nominal Produk Domestik Bruto (PDB) akan ada di kisaran 3,8 triliun dollar AS- 4,5 triliun dollar AS. Itu jauh meningkatkat dibandingkan nominal PDB saat ini yang masih ada di level 700 miliar dollar AS.

"Kami yakin, pada tahun 2045, pendapatan per kapita akan mencapai 16.000 dollar AS, melonjak dibandingkan pendapatan per kapita saat ini yang baru mencapai 3.005 dollar AS. Itu dimungkinkan karena empat mesin pertumbuhan ekonomi sudah kami dorong, baik investasi, ekspor, APBN, dan konsumsi masyarakat semakin seimbang. Barang apapun pasti ada di seluruh pelosok Indonesia," ujarnya.

Untuk mendorong ekspor, perdagangan Indonesia harus dikembangkan dengan peningkatan nilai produknya. Ini hanya dapat dilakukan dengan sentuhan teknologi dan ilmu pengetahuan.

"Kami tidak akan membiarkan bahan mentah diekspor. Sementara untuk investasi, kita tidak bisa mengandalkan konsumsi pemerintah, karena kontribusi pemerintah pada investasi hanya delapan persen. Ini tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa. Karena bisa membutuhkan waktu 100-200 tahun hingga mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi," kata Hatta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 10 Maret 2011

Ultah ke-100, RI Delapan Besar Dunia


JAKARTA, KOMPAS.com - Pada ulang tahun ke-100 kemerdekaan Indonesia yang akan jatuh pada tahun 2045, pemerintah bercita-cita menjadikan perekonomian Indonesia sebagai delapan terbesar di dunia. Untuk itu, kebijakan pembangunan ekonomi yang dilakukan saat ini akan diarahkan pada pertumbuhan ekonomi yang digerakan oleh ilmu pengetahuan, bukan sekadar efisiensi dan terfokus pada pengembangan enam koridor ekonomi.

"Pada tahun 1998, jangankan membicarakan pendapatan per kapita yang tinggi, saat itu baru 500 dollar AS. Banyak yang meragukan Indonesia akan berhasil menjadi negara demokratis dengan pendapatan per kapita di bawah 4.000 dollar AS. Padahal, Indonesia masih memiliki modal lain, yakni modal kerekatan sosial," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Kamis (10/3/2011) saat menjadi pembicara kunci dalam Rapat Koordinasi Kementerian Perdagangan.

Menurut Hatta, pada tahun 2045, nominal Produk Domestik Bruto (PDB) akan ada di kisaran 3,8 triliun dollar AS- 4,5 triliun dollar AS. Itu jauh meningkatkat dibandingkan nominal PDB saat ini yang masih ada di level 700 miliar dollar AS.

"Kami yakin, pada tahun 2045, pendapatan per kapita akan mencapai 16.000 dollar AS, melonjak dibandingkan pendapatan per kapita saat ini yang baru mencapai 3.005 dollar AS. Itu dimungkinkan karena empat mesin pertumbuhan ekonomi sudah kami dorong, baik investasi, ekspor, APBN, dan konsumsi masyarakat semakin seimbang. Barang apapun pasti ada di seluruh pelosok Indonesia," ujarnya.

Untuk mendorong ekspor, perdagangan Indonesia harus dikembangkan dengan peningkatan nilai produknya. Ini hanya dapat dilakukan dengan sentuhan teknologi dan ilmu pengetahuan.

"Kami tidak akan membiarkan bahan mentah diekspor. Sementara untuk investasi, kita tidak bisa mengandalkan konsumsi pemerintah, karena kontribusi pemerintah pada investasi hanya delapan persen. Ini tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa. Karena bisa membutuhkan waktu 100-200 tahun hingga mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi," kata Hatta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar