Kamis, 07 Juli 2011

Awan Bisa Jadi Panduan Memprediksi Iklim Bumi di Masa Depan



Menurut laporan penelitian yang dipublikasikan Geophysical Research Letters,kondisi awan dapat memprediksi iklim bumi di masa depan.

Peneliti membuat percobaan untuk memprediksi iklim bumi tahun 2100. Caranya dengan menguji rambatan gelombang panas dari fenomena efek rumah kaca.

Seperti kita ketahui, fenomena gas rumah kaca membuat awan dan atmosfer memantulkan sinar matahari kembali ke bumi. Semakin tinggi suhu bumi, semakin tinggi pula penguapan air laut, dan ini menentukan kondisi awan di atmosfer.

Dengan skenario kondisi emisi yang sama dengan masa kini, berdasarkan kondisi awan dan daya pantulnya, peneliti dapat memperkirakan suhu bumi pada 2100 lebih panas 4,4 C dibandingkan sekarang.

Peneliti menemukan sebagian gelombang panas dipantulkan oleh awan yang tinggi. Tapi mereka juga melihat bahwa kondisi iklim yang tidak menentu saat ini dan di masa depan disebabkan oleh radisi panas yang dipantulkan awan yang posisinya lebih rendah. Lebih spesifik, disebabkan awan stratokumulus dari laut kawasan subtropis dan faktor persebaran awan cumulus.

Tapi kondisi awan di Pasifik tentu berbeda dengan di Eropa. Jadi hasil percobaan ini tidak berlaku di seluruh kawasan, melainkan tergantung bentang alam buminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 07 Juli 2011

Awan Bisa Jadi Panduan Memprediksi Iklim Bumi di Masa Depan



Menurut laporan penelitian yang dipublikasikan Geophysical Research Letters,kondisi awan dapat memprediksi iklim bumi di masa depan.

Peneliti membuat percobaan untuk memprediksi iklim bumi tahun 2100. Caranya dengan menguji rambatan gelombang panas dari fenomena efek rumah kaca.

Seperti kita ketahui, fenomena gas rumah kaca membuat awan dan atmosfer memantulkan sinar matahari kembali ke bumi. Semakin tinggi suhu bumi, semakin tinggi pula penguapan air laut, dan ini menentukan kondisi awan di atmosfer.

Dengan skenario kondisi emisi yang sama dengan masa kini, berdasarkan kondisi awan dan daya pantulnya, peneliti dapat memperkirakan suhu bumi pada 2100 lebih panas 4,4 C dibandingkan sekarang.

Peneliti menemukan sebagian gelombang panas dipantulkan oleh awan yang tinggi. Tapi mereka juga melihat bahwa kondisi iklim yang tidak menentu saat ini dan di masa depan disebabkan oleh radisi panas yang dipantulkan awan yang posisinya lebih rendah. Lebih spesifik, disebabkan awan stratokumulus dari laut kawasan subtropis dan faktor persebaran awan cumulus.

Tapi kondisi awan di Pasifik tentu berbeda dengan di Eropa. Jadi hasil percobaan ini tidak berlaku di seluruh kawasan, melainkan tergantung bentang alam buminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar